Program
Studi (Prodi) Teknik Lingkungan Institut Teknologi Padang (ITP) berkomitmen
penuh dalam menjawab isu-isu permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia.
Salah satu bentuk implementasi dari komitmen ITP dalam menyelesaian
permasalahan lingkungan yaitu dengan menyelenggarakan kuliah tamu yang
mengusung tema “Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat” di aula Gedung D
Kampus 1 ITP, Kamis (06/07).
Kegiatan
dibuka oleh Rizki Ananda, M.T. selaku ketua panitia kuliah tamu, ia menyampaikan
bahwa masyarakat perlu mendapatkan pandangan dan prespektif tentang pentingnya
pengelolaan sampah. Hal ini karena setelah dikaji sampah merupakan objek yang
sangat susah terurai, butuh waktu berpuluh tahun untuk mengurai satu sampah plastik,
oleh karena itu penting peran kita sebagai akademisi untuk mengedukasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga tercipta lingkungan yang bersih
dan sehat.
Acara
dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ketua Prodi Teknik Lingkungan ITP, Dr. Herix Sonata, M.Si, ia menyebutkan bahwa masalah pengelolaan sampah
adalah masalah yang terus menjadi momok bagi kita semua. Sehingga, perlu peran
generasi muda untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam menghasilkan strategi
solutif bagi isu-isu permasalahan lingkungan yang ada.
“Mahasiswa saat ini didorong
sebagai inisiator dan diharapkan mampu menciptakan peluang yang diwujudkan
dalam aksi nyata, diantaranya adalah memunculkan jiwa entrepreneurship dan
merancang kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Beberapa kegiatan terkait
aksi nyata tersebut adalah mengelola masalah persampahan dan sumbangsih dari
network bagi pemberdayaan lingkungan ,”
jelas Ka. Prodi Teknik Lingkungan.
Ia menjelaskan kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan mahasiswa informasi terbaru berkaitan dengan inovasi penanggulangan masalah lingkungan. Menurutnya mahasiswa dapat termotivasi memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyerap informasi, sehingga ide yang kita ajukan harus sesuai dengan perkembangan zaman.
Ia
mengungkapkan kehadiran Ekho Kurniawan,S.T selaku sosok dibalik berdirinya Bank
Sampah Sahabat Alam (BSSA) dan sebagai praktisi muda yang konsen dalam bidang
pengelolaan lingkungan, diharapkan mampu menambah cakrawala pengetahuan manusia
untuk mulai melakukan hal-hal sederhana terhadap lingkungan, namun dapat berdampak
besar bagi masyarakat disekitarnya.
Ka. Prodi Teknik
Lingkungan menyebutkan BSSA telah berhasil menorehkan berbagai prestasi yaitu
Juara 1 PKK Tingkat Kota se-Sumatera Barat dan enjadi Kandidat PROPER EMAS KLHK
Mitra Pertamina DPPU Minangkabau. Selain prestasi ini, BSSA juga telah berhasil
menjawab isu-isu lingkungan yang ada didaerahnya.
“Jadi
pola fikir kita itu harus global, namun action kita harus dimulai dari hal-hal
sederhana namun berdampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kita. Dengan
adanya kuliah tamu ini mahasiswa dapat menyerap informasi tentang bagaimana
pengelolaan dan pengembangan BSSA dan dapat merubah mindset mahasiswa bahwa
sampah bukan lagi dibiarkan saja, tetapi dapat diubah menjadi sesuatu yang
berdaya guna, Langkah awalnya dapat dimulai untuk mengembangkan enterpreneur skala
desa,” terang ia.
Acara
dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber Ekho Kurniawan,S.T, ia
menyebutkan bahwa masalah sampah merupakan topik yang menarik baginya,
menurutnya setiap individu pasti akan menghasilkan sebuah sampah tiap harinya. Menurutnya
masalah terbesar dalam pengelolaan sampah itu adalah dari masyarakat sendiri,
dimana masih kesulitan dalam membiasakan diri dalam pengelolaan sampah. Sehingga
hal ini berdampak pada Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) daerah yang selalu over capacity
yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
Ekho
menjelaskan fenomena tersebut mendorong ia berinisiatif mengajak masyarakat
untuk membangun BSSA yang memiliki komunitas yang kecil sehingga lebih mudah
dalam pelaksanaannya, menggunakan teknologi yang sederhana, minim biaya, dan
minim tenaga kerja. Dengan tetap berkomitmen dengan empat prinsip tadi Ekho
menyebutkan BSAA berhasil menyelesaikan isu-isu permasalahan lingkungan.
“BSSA
berhasil menyelesaikan isu Sustainable Development Goals (SDGs), Circular
Economy melalui penanganan Food Waste dan Recycling Material, Global Warming
melalui pengurangan Gas Rumah KAca (KRK), dan Green Jobs dengan menciptakan
wirausahawan ramah lingkungan. Seluruh isu ini kami bentuk menjadi
produk-produk yang ramah secara lingkungan dan bernilai komersil ,” jelas Ekho.
Adapun
program-program dari BSSA adalah penciptaan nilai tambah dari sampah makanan
yang diolah menjadi pupuk basah dan pupuk kering, penciptaan nilai tambah dari
sampah daur ulang, penciptaan nilai tambah dari sampah residu, dan kerja sama
penangan sampah pulau konservasi pieh. Ia menambahkan Keseluruhan program ini memberdayakan
masyarakat sekitar pada proses pelaksanaannya.
“Kisah
sukses BSSA ini dapat juga adik-adik ciptakan melalui ide dan kemauan untuk
berkarya bagi masyarakat, karena sejatinya mahasiswa harus berfikir inovatif
dan selalu meningkatkan kualitas diri baik hardskill maupun softskill. Mahasiswa
harus mampu memanfaatkan kesempatan belajar yang difasilitasi kampus untuk
membangun kualitas diri dan relasi, karena ilmu yang dimanfaatkan dalam
pengembangan BSSA ini berasal dari pengalaman yang saya dapat dilapangan ,” tutup Ekho.
Created
By Widia/Humas